Minggu, 17 Desember 2017

Himawari (Bunga Matahari)


Bunga matahari tertiup angin
Menghadap matahari bertumbuh dan mekar
Ke langit biru yang tiada berbatas
Kedua tanganku direntangkannya
Meskipun diterpa derasnya hujan
Tanpa menyeka air mata yang jatuh
Yakin bahwa dibalik kesedihan
Kan ada cerahnya masa depan

Naiki motor tua
Menara sebagai petunjuk
Dekati musim panas
Ku ajak dirimu

Di tengah tanjakan landai
Di sana kan mulai terlihat
Kembang api warna kuning
Terbentang sangat luas

Aku tak akan bertanya apa pun
Jika kamu hidup
Banyak hal yang terjadi
Hal yang tak kau suka dan kesulitan
Pada saat itu
Ku dari bukit ini
Memegang pada seseorang

Bunga matahari dalam dirimu
Saat ini berkembang entah di mana
Jika kau punya impian yang kau tuju
Haruslah itu kau ingat kembali
Kaca dan meskipun terhelai awan
Terkadang meskipun terhalang awan
Sinar mentari yang engkau dambakan
Suatu saat sampai padamu

Duduk bersebelahan
Di atas pagar pembatas jalan
Lalu mentari senja
Membuat bayangan

Kabel listrik bergoyang
Walau menangis diam diam
Harapan berwarna kuning
Akan tetap berdiri

Aku tak bisa berbuat apa pun
Hanya menunjukkan ke pemandangan ini
Dari kesedihan atau kesepian
Saat kau merasa jatuh pun kau sendiri lah
Mendongak dan melihat langit

Agar kau menjadi diri sendiri
Aku menunggu sampai kau bisa bangkit
Di baris langit permintaan itu pun
Pasti matahari sedang menunggu
Di dalam dadaku itu pastilah
Ada bunga matahari sedang mekar
Tutuplah mata dan ingatlah kembali
Benih yang dulu pernah kau tanam

Bunga matahari tertiup angin
Menghadap matahari bertumbuh dan mekar
Ke langit biru yang tiada berbatas
Kedua tanganku direntangkannya
Meskipun diterpa derasnya hujan
Tanpa menyeka air mata yang jatuh
Yakin bahwa dibalik kesedihan
Kan ada cerahnya masa depan

0 komentar:

Posting Komentar